27.6 C
Jakarta

Lezatnya Sate Jando Gasibu, Kuliner Laris Dan Viral dari Kota Bandung

Published:

RBN, Bandung – Berwisata kuliner di Kota Bandung memang tidak ada habisnya. Berbagai macam jajanan tersedia dari mulai seharga kaki lima maupun bintang lima. Salah satu harus dicoba jika berkunjung ke Kota Bandung yaitu Sate Jando. Kuliner ini hanya punya satu lapak di Jalan Hayam Wuruk, atau tepatnya berada di belakang Gedung Sate.

Jika ingin mencobanya, kamu harus berusaha dulu dengan ikut antrean untuk mendapatkan 1 porsi Sate Jando. Bukan tanpa alasan, sate yang sudah eksis sejak 26 tahun lalu tersebut menjadi salah satu wisata kuliner yang telah lama digandrungi pemburu jajanan.

Salah satu harus dicoba jika berkunjung ke Kota Bandung yaitu Sate Jando. Kuliner ini hanya punya satu lapak di Jalan Hayam Wuruk, atau tepatnya berada di belakang Gedung Sate. (Satrio Nusantoro)

Tapi jangan salah, jika sudah mendapat seporsi Sate Jando, olahan khas yang pertama kali dikenalkan Mbok Ngatemi pada 1970-an ini akan terus menempel di lidah. Apalagi, olahan lemak Jando yang terbuat dari payudara sapi memang menjadi menu andalan dari lapak sate tersebut.

Buka dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB, Sate Jando tak pernah sepi pelanggan. Antreannya bahkan bisa mengular beberapa meter. Bahkan, bisa mencapai ratusan meter kalau hari libur.

Dalam sehari, Sate Jando biasanya menghabiskan 60 kilogram daging ayam, sapi, maupun lemak payudara sapi. Itu hanya untuk satu shift saja, tepatnya dari pukul 07.00 sampai 12.00 WIB.

Tapi jika hari libur, satu kuintal pun habis terjual dalam waktu satu shift tersebut. Tak aneh sebetulnya, karena para pelanggan Sate Jando juga rela antre panjang apalagi saat jam makan siang tiba.

“Kalau jam-jam makan siang gini mah antrenya panjang a. Udah pasti harus nunggu,” kata Ramos, tukang kipas Sate Jando saat berbincang dengan ruangberitanusantara.com akhir 2023 lalu.

Untuk menikmati satu porsi Sate Jando, cukup mengeluarkan uang Rp 30 ribu. Sate dengan berbahan olahan daging ayam, sapi dan lemak payudara sapi sudah tersedia lengkap dengan lontong dan sambal kacang yang rasanya akan terus menempel di lidah. (Satrio Nusantoro)

Sehari, kata Ramos, omzet penjualan Sate Jando bisa mencapai belasan juta rupiah. Omzet bakal makin tinggi jika hari libur tiba yang mencapai Rp 20 jutaan.

Baca juga:  Resep Ayam Goreng Honje, Hidangan Nikmat Khas Tanah Pasundan

“Kalau hari libur apalagi, kita belum buka aja yang ngantre itu udah panjang a. Alhamdulillah,” ucapnya.

Untuk menikmati satu porsi Sate Jando, cukup mengeluarkan uang Rp 30 ribu. Sate dengan berbahan olahan daging ayam, sapi dan lemak payudara sapi sudah tersedia lengkap dengan lontong dan sambal kacang yang rasanya akan terus menempel di lidah.

Uniknya, meski selalu diburu, Sate Jando sudah 26 tahun berjualan di trotoar jalan tepat di belakang Gedung Sate. Pemiliknya sempat pindah ke sebuah kios, namun animonya ternyata lebih tinggi jika mereka berjualan di trotoar.

“Dulu pernah nyewa kios, cuma bertahan beberapa bulan doang. Sehari kejual 20 porsi aja udah bagus waktu jualan di kios mah. Animonya gak tahu malah rame di sini,” ucap Ramos.

Nah sahabat, jika tertarik mencicipi Sate Jando, tinggal datang langsung ke Jl Hayam Wuruk yang berada di belakang Gedung Sate. Selamat mencoba, yah!

Satrio Nusantoro
Satrio Nusantoro
Lahir di Jakarta September 1975, Lulusan Sarjana S1 jurusan Manajemen Informatika dan Komputer Universitas Gunadarma. Pernah bekerja di Editorial Foto Harian Kompas selama 20 tahun (2000-2020) Menjadi Pemimpin redaksi Ceritadepok.com sejak 2021 - 2024

Berita Terkait

spot_img

Berita Terkini

spot_img