33.5 C
Jakarta

Mitos dan Makna Budaya Bunga Wijaya Kusuma

Published:

RBN, Depok – Dalam budaya Indonesia, bunga wijaya kusuma memiliki makna yang dalam. Bunga ini sering dihubungkan dengan simbol kemenangan, keberanian, dan kemajuan. Mitos yang mengelilinginya sering kali menggambarkan bunga wijaya kusuma sebagai lambang kesuksesan dalam menghadapi rintangan dan mencapai tujuan hidup.

Salah satu keyakinan yang erat mengiringi bunga klasik ini adalah kemampuannya untuk membawa nasib baik. Legenda berbicara bahwa siapa pun yang menyaksikan bunga ini mekar pada malam hari akan dihadiahi keberuntungan.

Dahulu, bunga ini menjadi favorit di lingkungan para bangsawan dan raja. Tak hanya karena kelopaknya yang anggun, tetapi juga langkanya, hanya ditemukan pada kalangan kerajaan dan orang-orang berada.

Dikisahkan bahwa penjaga kerajaan bahkan rela melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan bunga wijaya kusuma. Mereka percaya bahwa kerajaan yang menampilkan bunga ini akan beroleh kemakmuran.

Tanaman ini kerap dianggap sebagai warisan asli Indonesia, meski sesungguhnya tumbuhan ini berasal dari Meksiko. Bunga ini diperkenalkan di Indonesia oleh pedagang Tiongkok yang menggunakan jalur laut saat zaman Kerajaan Majapahit.

Tanpa memandang kebenaran mitosnya, bunga wijaya kusuma tetaplah bunga yang memukau dan patut diapresiasi oleh pencinta tanaman hias. Keanggunan bentuk klasiknya mempercantik taman rumah, khususnya di waktu malam yang penuh elegansi.

Bunga Wijaya Kusuma (RBN/Satrio Nusantoro)
Bunga Wijaya Kusuma (RBN/Satrio Nusantoro)
Bunga Wijaya Kusuma (RBN/Satrio Nusantoro)
Bunga Wijaya Kusuma (epiphyllum oxypetalum) yang termasuk dalam Famili Cactaceae, terlihat hampir mekar di sebuah Perumahan di Depok Jaya, Kota Depok. Bunga ini biasa juga disebut Ratu Malam, hal itu dikarenakan bunga ini hanya mekar pada tengah malam. Sebagian orang dan mitos juga menamakan bunga ini sebagai pembawa rejeki keberuntungan, apalagi melihat pada detik-detik mekarnya (RBN/ Satrio Nusantoro)
Baca juga:  Sedih dan Senang di Balik Sensasi ”Wisata Macet” Puncak
Satrio Nusantoro
Satrio Nusantoro
Lahir di Jakarta September 1975, Lulusan Sarjana S1 jurusan Manajemen Informatika dan Komputer Universitas Gunadarma. Pernah bekerja di Editorial Foto Harian Kompas selama 20 tahun (2000-2020) Menjadi Pemimpin redaksi Ceritadepok.com sejak 2021 - 2024

Berita Terkait

spot_img

Berita Terkini

spot_img