RBN, Depok – Berangkat pada Sabtu 24 Agustus 2024 sekitar pukul 03.30 dinihari merupakan tugas yang harus saya lakoni sebagai ibu untuk mengantar putri saya, Indonesiana Ayuningtyas Wicaksono, ke sekolahnya di SMP Negeri 2 Depok, yang harus merias wajahnya dengan make-up karena akan ikut kompetisi menari dalam sebuah ajang kompetisi tari tradisional se-Kota Depok yang diadakan di SMA Negeri 2 Depok.
Indonesiana atau biasa dipanggil Nesia adalah siswi kelas 7A di SMP Negeri 2 Depok, meski merupakan murid baru di sekolahnya, namun sesungguhnya dia bukan lah “anak baru” di dunia tari tradisional, tak kurang dari 35 ragam tari tradisional dari berbagai daerah di Nusantara sudah dikuasainya, hasil dari mengenyam pendidikan tari di 3 tempat, yaitu di sanggar Ayodya Pala, Depok, di bawah binaan ibu Etin Budi Agustinah, lalu di Pusat Seni dan Budaya Huma Rumil, Jagakarsa, yang diasuh oleh aktris pemenang Piala Citra 2023 Sha Ine Febriyanti, dan juga di komunitas Bakul Budaya FIB UI yang saya ikut dirikan bersama Mbak Dewi Fajar Marhaeni, mantan aktivis 1998 asal Universitas Indonesia.
Nesia juga sudah memiliki jam terbang yang cukup tinggi dalam bidang seni dan budaya, dia juga sering ikut terlibat dalam proyek acara yang digagas sejumlah aktivis kebudayaan baik yang bersifat komersil maupun sosial, seperti misalnya dalam acara “Ramadan Keliling” bersama Huma Rumil, yang sejak tahun 2022 Nesia ikut membantu di dalamnya.
Dia bahkan ikut blusukan ke kampung-kampung di sejumlah pemukiman kumuh di Jakarta untuk ikut berbagi ceria di bulan Ramadan dengan cara menghibur mereka dengan tari, musik, hingga dongeng. Nesia pun pernah ikut dalam program trauma healing dengan cara ikut mengisi acara hiburan pada anak-anak korban kebakaran hebat di Simprug, Jakarta, pada tahun 2022 lalu.
Dalam dunia professional, Nesia yang berkolaborasi dengan kelompok pendongeng Winson Family merupakan pengisi acara tetap dalam program CSR Jakarta Fair di JIEXPO sejak tahun 2022 hingga penyelenggaraan pada Juni-Juli 2024 lalu. Bahkan pada September 2023 lalu aktivitas Nesia dan Profilnya sempat dibahas dan ditayangkan oleh DAAI TV.
Meski sudah banyak sekali panggung-panggung seni dan budaya yang sudah Nesia jelajahi namun ada satu hal yang belum pernah ia ikuti sejak belajar tari Tradisonal dengan serius, yaitu lomba tari. Dahulu, ketika masih TK, Nesia pernah menang Juara 1 dalam ajang tari kreasi di Ancol, tapi itu kami anggap dulu belum total nyemplung di dunia tari. Tapi sejak pekan pertama masuk di SMP Negeri 2 Depok ada keinginan lebih dia untuk menjajal tantangan baru, yaitu ikut lomba tari. Kebetulan dia ikut ekstra kurikuler di sana dan kakak-kakak seniornya membukakan jalan dia untuk bergabung dalam tim tari SMP Negeri 2 Depok
Singkat cerita, sekitar pukul 08.00 pagi, sampailah saya di SMAN 2 Depok, sebagai tuan rumah acara. Di sana sudah menunggu puluhan kelompok tari dari kategori SMP hingga kategori SMA yang sudah siap dengan kostum-kostum tari yang indah dan juga penuh warna dengan panggung yang lumayan besar. Nesia datang bersama teman-teman timnya : Chalista Mayari Putri, Tifani Aulia Rahma, Adelia Ghina Hanna Narutama, dan Kayla Athaya Afrin, sebelum pentas kakak-kakak senior juga membantu mereka mengenakan kostum tari, memoles wajah dan memasang asesoris pemanisnya. Selain tim SMPN 2 Depok, di sana sudah siap berkompetisi pula puluhan kelompok tari dari berbagai SMP seperti SMPN 1 Depok, SMPN 3 Depok, SMPN 4 Depok, SMPIT Arafah, SMP Mardia Yuana. Sedangkan untuk tim SMA sudah siap di antaranya tim SMAN 1 Depok, SMAN 12 Depok, SMAN 15 Depok, SMA Sejahtera 1 Depok, SMA Putra Bangsa, SMA Perjuangan.
Sebelum memulai pentas saya mengingatkan kepada Nesia dan kawan-kawan untuk tampil tanpa beban, Bukan menang dalam kompetisi sebagai tujuan utama, nikmatilah proses kalian selama 3 pekan berlatih bersama, karena sesungguhnya kalian sudah menjadi pemenang karena kalian adalah anak-anak terpilih untuk menjadi agen-agen pemajuan seni dan tradisi Nusantara. Para juri dalam sambutannya di awal acara juga mengingatkan bahwa menang atau kalah dalam lomba ini bukan lah tujuan utama, yang lebih penting adalah para peserta lomba dapat menyerap nilai-nilai luhur dari setiap seni dan tradisi yang dipentaskan.
Nesia dan kawan-kawan pun mementaskan tari Makalangan dengan baik unsur wiraga, wirama, dan wirasanya. Hingga tibalah saat pengumuman dari dewan juri yang akhirnya memasukkan nama grup “Lokananta Putri” dari SMPN 2 Depok sebagai salah satu pemenang di kategori SMP, yaitu sebagai Juara 2.
Anak-anak bersorak larut dalam sukacita. Saya terharu melihat mereka, bukan karena berhasil meraih salah satu predikat juara, namun lebih pada memaknai bahwa kemenangan ini adalah buah dari Kerjasama mereka dalam latihan dan juga persaudaraan yang sudah terbentuk, terlebih saya juga yakin bahwa masa depan seni dan tradisi Indonesia akan cemerlang, karena saya percaya bahwa seluruh anak-anak yang mengikuti acara ini sesungguhnya adalah generasi emas majunya kebudayaan nasional di masa depan.
(Penulis: Ayie Sri Suminar, Kepala Humas Komunitas Bakul Budaya FIB UI)