27.1 C
Jakarta

Kalimat-Kalimat Hikmah Bersama Ustadz Yanuar Isfanie: “Mengapa Orang Baik Selalu Meninggal Duluan”

Published:

RBN, Depok – Kalimat-Kalimat Hikmah Bersama Ustadz Yanuar Isfanie: “Mengapa Orang Baik Selalu Meninggal Duluan”

Jika ditanya , “Mengapa orang yang baik selalu meninggal duluan ?”.

Maka jawablah, “Orang yang baik bukanlah orang yang merasa bahwa amalan itu sebagai hasil persembahan diri kepadaNya, tetapi orang yang baik adalah orang yang merasa bahwa amalan itu sebagai bukti tarikan dariNya.

Jika kamu berdosa besar maka Alloh menarikmu dengan kasar.

Jika kamu berdosa ringan maka Alloh menarikmu dengan pelan.

Jika kamu tidak suka tarikanNya maka semakin panjang diulur-ulur umurmu agar bertambah jauh dariNya.

Inspirasi dari surat Maryam 75 dan hadits rosul :

قُلْ مَنْ كَانَ فِى الضَّلٰلَةِ فَلْيَمْدُدْ لَهُ الرَّحْمٰنُ مَدًّا ەۚ حَتّٰىٓ اِذَا رَاَوْا مَا يُوْعَدُوْنَ اِمَّا الْعَذَابَ وَاِمَّا السَّاعَةَ ۗفَسَيَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ شَرٌّ مَّكَانًا وَّاَضْعَفُ جُنْدًا
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Siapa yang berada dalam kesesatan, biarlah Tuhan Yang Maha Pengasih memperpanjang waktu baginya. Hingga apabila telah melihat apa yang diancamkan kepada mereka, baik azab maupun Kiamat, mereka akan mengetahui siapa yang lebih buruk kedudukannya dan lebih lemah bala tentaranya.”

صحيح البخاري ٥٩٥٤: حَدَّثَـنِيْ يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ حَدَّثَنَا أَبُوْ عَوَانَةَ عَنْ بَيَانٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبـِيْ حَازِمٍ عَنْ مِرْدَاسٍ الأَسْلَمِيِّ قَالَ, قَالَ النَّبـِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْـهِ وَ سَلَّمَ : يَذْهَبُ الصَّالِحُوْنَ الأَوَّلُ فَـالأَوَّلُ وَ يَبْقَى حُفَالَةٌ كَـحُفَالَةِ الشَّعِيْرِ أَوْ التَّمْرِ لاَ يُبَالِيْـهِمُ اللهُ بَالَةً *
Shohih Bukhori 5954 : Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Hammad, telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah dari Bayan dari Qais bin Abu Hazim dari Mirdas Al Aslami dia berkata : Nabi SAW bersabda : “Orang-orang sholih akan pergi (wafat) satu demi satu, hingga yg tersisa adalah orang-orang yg kwalitasnya seperti ampas gandum atau kurma, dan Alloh tidak memperdulikan mereka”*.

Baca juga:  Kalimat-Kalimat Hikmah Bersama Ustadz Yanuar Isfanie: Tanda Keimanan Seseorang

سنن ابن ماجه ٤٠٢٨: حَدَّثَـنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبـِيْ شَيْبَةَ حَدَّثَـنَا طَلْحَةُ بْنُ يَحْيَى عَنْ يُوْنُسَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبـِيْ حُمَيْدٍ يَعْنِيْ مَوْلَى مُسَافِعٍ عَنْ أَبـِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْـهِ وَ سَلَّمَ لَـتُنْتَقَوُنَّ كَـمَا يُنْتَقَى التَّمْرُ مِنْ أَغْفَالِـهِ فَـلْـيَذْهَبَنَّ خِيَارُكُمْ وَ لَـيَبْقَيَنَّ شِرَارُكُمْ فَمُوْتُوْا إِنْ اسْتَطَعْتُمْ *
Sunan Ibnu Majah 4028 : Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Thalhah bin Yahya dari Yunus dari Az Zuhri dari Abu Humaid -yaitu bekas budak Musafi’- dari Abu Hurairah dia berkata, “Rosulullah SAW bersabda : “Sungguh kelak kalian akan dipilah-pilah sebagaimana kurma dipilah-pilah dari yang mentah, karena itu, orang-orang terbaik dari kalian akan pergi dan yang tersisa adalah orang-orang jahat di antara kalian, maka matilah segera jika kalian bisa.”

Maka, dalam hal waktu, orang yang benar-benar mengamalkan puasa Romadhon tidak mementingkan apa yang telah lewat (tidak menghitung sudah berapa hari puasanya) dan tidak mementingkan apa yang akan tiba dalam waktunya (tidak menghitung kurang berapa hari puasanya), tetapi lebih mementingkan apa yang ada pada saat itu, yakni bagaimana caranya agar puasa hari ini menjadi puasa yang terbaik seumur hidupnya agar jika sewaktu-waktu Alloh menariknya untuk menuju kehadirat Alloh di hari itu juga, maka wafatnya dalam keadaan sedang menjadi seorang hamba yg sholeh.

Berita Terkait

spot_img

Berita Terkini

spot_img