26.9 C
Jakarta

Pesan Bijak Gus Dur Tentang Kehidupan Yang Sarat Makna

Published:

RBN, Depok – KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur adalah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang tersohor dengan nasihat-nasihat bijak dan leluconnya. Gus Dur merupakan presiden keempat Republik Indonesia, tepatnya pada periode 1999–2021.

Gus Dur lahir pada 4 Agustus 1940 di Denanyar, Jombang. Ayahnya bernama KH Wahid Hasyim yang merupakan tokoh NU sekaligus putra Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Sementara ibunya bernama Sholehah, putri Pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, KH Bisri Syamsuri.

Sejak kecil, Gus Dur gemar membaca. Semasa hidup, dia menekuni bakatnya sebagai penulis. Dalam tulisan-tulisannya, Gus Dur sering menyematkan nasihat. Juga lelucon berbau kritik, tetapi menghibur dan sarat makna.  

Gus Dur wafat di usia  ke-69 tahun, tepatnya pada 30 Desember 2009, di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Meski telah wafat, pemikiran dan nasihat-nasihatnya masih terkenang dan abadi.

Berikut rangkuman tentang pesan bijak Gus Dur yang penuh makna.

1. “Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga.”

2. “Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.”

3. “Memaafkan tidak akan mengubah masa lalu, tetapi memberi ruang besar untuk masa depan.”

4. “Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.”

5. “Di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. Pertama, poilisi patung. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri Hoengeng Imam Santoso).”

6. “Meskipun takut kita jalan terus, berani melompati pagar batas ketakutan tadi, mungkin di situ harga kita ditetapkan.”

7. “Sabar itu enggak ada batasnya, kalau ada batasnya berarti enggak sabar.”

8. “Tugas pokok intelektual adalah mempertahankan kebebasan berpikir, bukan membunuh kebebasan berpikir.”

Baca juga:  Sedih dan Senang di Balik Sensasi ”Wisata Macet” Puncak

9. “Perpustakaan adalah tempat untuk memenuhi dahaga pengetahuan.”

10. “Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita menjadi lebih sehat.”

Berita Terkait

spot_img

Berita Terkini

spot_img