26.7 C
Jakarta

Rayakan Hari Anak Nasional 2024 dengan”Gerak Anak di Bakul Budaya”

Published:

RBN, Depok – Menyambut Hari Anak Nasional (HAN) ke-40, 23 Juli 2024, komunitas Bakul Budaya FIB UI mengadakan kegiatan yang mengedepankan anak,, dengan menempatkan anak sebagai subyek, bukan obyek. Kegiatan ini dilangsungkan di Pelataran Kampus FIB UI, Depok, pada Sabtu, 20 Juli 2024.

Dengan mengangkat tema “Gerak Anak di Bakul Budaya,” Bakul Budaya bertujuan memberi kesempatan kepada anak untuk bergerak, berekspresi, mengenal permainan lokal/tradisional, dan menumbuhkan kecintaan anak terhadap kebudayaan nasional.

Menyambut Hari Anak Nasional (HAN) ke-40, 23 Juli 2024, komunitas Bakul Budaya FIB UI mengadakan kegiatan yang mengedepankan anak,, dengan menempatkan anak sebagai subyek, bukan obyek. Kegiatan ini dilangsungkan di Pelataran Kampus FIB UI, Depok, pada Sabtu, 20 Juli 2024. (Tim Publikasi Bakul Budaya FIB UI)

“Menurut kami, anak sebagai aset kemajuan Bangsa Indonesia berhak untuk bergerak dalam konteks positif dan kreatif, bahkan di dalam alam pikiran dan perasaan, baik personal maupun sosial. Mereka berhak mengungkapkan dan mewujudkannya melalui ucapan, gerak raga, sikap, dan tindakan. Untuk itu, anak harus mendapatkan kesempatan, termasuk dalam kesejahteraan dan perlindungan,” tutur Ketua Umum Bakul Budaya FIB UI, Dewi Fajar Marhaeni.

Siapa yang disebut anak? Dalam UU Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, seseorang disebut anak sejak ia berada dalam kandungan hingga belum berusia 18 tahun dan belum menikah.

Tercatat lebih dari 75 anak berusia 4-17 tahun hadir dalam kegiatan “Gerak Anak di Bakul Budaya.” Mereka terlibat sebagai subyek dalam pementasan seni dan berbagai permainan tradisional.
Rasia Kayla Kalyani (16) dan Indonesiana Ayuningtyas (13) menjadi pembawa acara sejak pembukaan sampai acara selesai dengan ceria, ditemani oleh Iskandar Mathondang,, mantan anggota Lenong Bocah pada era 1990-an.

Rangkaian kegiatan ini,, sebagaimana kegiatan lain di Bakul Budaya, dibuka dengan berdoa dan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, ciptaan W.R. Soepratman, versi tiga stanza.
Setelah itu, semua yang hadir menarikan Tari Kaluhuran Nuswantara. Lagu tari dari Omah Cangkem Yogyakarta, itu dicipta oleh Pardiman Djoyonegoro dan koreografinya merupakan karya dari Anter Admorotedjo. Tari tersebut juga biasa dibawakan oleh Bakul Budaya di berbagai kesempatan.

Baca juga:  Kalimat-Kalimat Hikmah Bersama Ustadz Yanuar Isfanie: KHOUFUN, ROJAA'UN dan HUBBUN

Lirik lagu untuk gerak tari mirip gerakan para tokoh punakawan yang jenaka itu mengandung pesan mencintai Indonesia nan kaya akan keindahan alam dan keragaman suku, agama, dan budaya,, namun tetap satu nusa dan satu bangsa. Hal itu tergambar dan diperkuat dengan aneka pakaian berwarna cerah yang dipadu dengan balutan kain batik juga tenun dari semua peserta.

Menyambut Hari Anak Nasional (HAN) ke-40, 23 Juli 2024, komunitas Bakul Budaya FIB UI mengadakan kegiatan yang mengedepankan anak,, dengan menempatkan anak sebagai subyek, bukan obyek. Kegiatan ini dilangsungkan di Pelataran Kampus FIB UI, Depok, pada Sabtu, 20 Juli 2024. (Tim Publikasi Bakul Budaya FIB UI)

Tampil Yuk!
Acara berlanjut pada pementasan seni dan dibuka dengan penampilan Tari Pendet oleh Ganis dan teman-temannya. Tari tradisional Bali tersebut memang biasa jadi tari penyambut tamu dan pembuka acara.

Di hadapan puluhan anak, orangtua, dan anggota Bakul Budaya, sejumlah anak lagi, secara perorangan maupun berkelompok, menyuguhkan berbagai tarian daerah Nusantara. Ada Cinde dkk yang membawakan Tari Ragam Dasar dari Betawi,, Nesia membawakan Tarian Sunda Bajidor Kahot, Tari Kembang Botoh dari Betawi, Tari Ngaronjeng dari Betawi karya seniman tari Wiwiek Widyastuti, dan Tari Wonderland Indonesia, yang medley lagunya diciptakan oleh Affly Rev.
Selain deretan tari tersebut, ada juga dongeng yang dibawakan oleh gadis kecil bernama Namiyah Salsabillah Fajrin (9) dari Depok.

Dongeng berjudul “Mola, Kelinci Putih bermata coklat” yang merupakan karya Muhammad Rifa’i, ayah Nawiyah, bercerita tentang seekor kelinci yang mampu menghadapi perundungan hanya karena mempunyai warna bulu yang berbeda. Kisah ini sangat menginspirasi anak-anak agar berani bersuara dan terbebas dari perundungan.

Acara kemudian dilanjutkan dengan peragaan wastra Nusantara oleh 10 anak dari komunitas Garasi Belajar, Bekasi. Aksi ini diiringi lagu “Gembira Berkumpul” karya A.T. Mahmud. Ekspresi dan keberanian untuk tampil di muka umum tergambar dari anak-anak yang sudah datang jauh-jauh dari Bekasi.

Bagian pementasan seni ditutup dengan lantunan lagu “Indonesia Pusaka” karya Ismail Marzuki dan “Laskar Pelangi” karya Giring Ganesh yang dibawakan oleh Kayla dan Nesia. Akhirnya, mereka mengajak semua yang hadir mendendangkan Iagu “Terhebat”.

Baca juga:  5 Doa Pembuka Rezeki, Coba Dibaca Agar Rezeki Datang dari Berbagai Penjuru
Menyambut Hari Anak Nasional (HAN) ke-40, 23 Juli 2024, komunitas Bakul Budaya FIB UI mengadakan kegiatan yang mengedepankan anak,, dengan menempatkan anak sebagai subyek, bukan obyek. Kegiatan ini dilangsungkan di Pelataran Kampus FIB UI, Depok, pada Sabtu, 20 Juli 2024. (Tim Publikasi Bakul Budaya FIB UI)

Main Yuk!
Pada bagian permainan lokal yang pernah digandrungi anak-anak tempo dulu, semua anak yang hadir boleh ikut dengan bimbingan dari sejumlah personel Bakul.Budaya. Setiap anak juga boleh memilih permainan yang diikutinya, sesuai usia dan minatnya.

Wak Wak Gung membuka bagian permainan lokal. Wak Wak Gung, yang diperagakan oleh Namiyah dan sembilan temannya, mirip Ular Naga. Cuma lagunya yang berbeda. Wak Wak Gung disambung dengan Ular Naga dengan melibatkan siapa pun.

Selanjutnya, ada Gobak Sodor, yang juga dikenal dengan Galah Asin atau Galasin; Engklek; Lompat Karet; dan Pancasila 5 Dasar.

Gobak Sodor dan Pancasila 5 Dasar adalah permainan yang dilombakan dan berhadiah. Permainan-permainan itu, selain mengasah kemampuan fisik, juga mengasah daya pikir anak. Seru dan menyenangkan. Kegembiraan terpancar saat para pemenang dihadiahi buku-buku cerita rakyat Nusantara.

Semua permainan tersebut memiliki nilai dan fungsi yang positif bagi anak-anak.. Contohnya: Gobak Sodor dari Betawi mengajarkan semangat kerjasama serta perjuangan menembus rintangan untuk mencapai tujuan.

Rawat Bumi Yuk!
Sebagai komunitas dengan misi merawat Bumi, di samping melestarikan budaya dan merajut kebhinnekaan,, Bakul Budaya juga meminta semua yang hadir membawa tumbler untuk wadah isi ulang air minum. Tumbler, wadah makan, dan tas dari kain perca sisa produksi pakaian pun menjadi tandamata yang mereka bawa pulang..

“Bakul Budaya kan punya misi ‘Melestarikan Budaya, Merawat Bumi, dan Merajut Kebhinnekaan’. Sebagai bagian dari misi merawat Bumi, kami secara berkelanjutan melakukan aksi ‘Ramah dari Rumah’. Salah satunya dengan mengurangi timbulan sampah dari kemasan sekali pakai. Dan di Hari Anak Nasional ini, kami mengajak anak-anak untuk lebih peduli terhadap lingkungan hidup. Dimulai dengan rajin menggunakan tumbler dan wadah makan sendiri,” jelas Ketua Umum Bakul Budaya FIB UI, Dewi Fajar Marhaeni.

Baca juga:  Bakul Budaya Meriahkan Acara Hara Dipta di Universitas Indonesia

Berita Terkait

spot_img

Berita Terkini

spot_img