RBN, Depok – Film horor terbaru “Perjanjian Setan” dari rumah produksi Multi Platinum Screen Pictures siap tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 5 September 2024 dan menghadirkan kisah mahasiswa rantau yang sedang terancam nyawanya karena akan dijadikan tumbal untuk persembahan para setan.
Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu, “Perjanjian Setan” disutradarai oleh Farid Dermawan. Melalui film tersebut, Farid mengatakan “Perjanjian Setan” akan memberikan pengalaman yang mendalam dan penuh teka-teki bagi penonton.
“Perjanjian Setan adalah film horor yang sangat mencekam karena menggali kengerian psikologis baik dari sudut pandang manusia maupun hantu,” kata Farid.
“Ceritanya terasa masuk akal, terutama dengan adanya twist akhir yang mengejutkan,” sambungnya.
“Perjanjian Setan” mengisahkan tentang seorang mahasiswi bernama Kartini (Callista Arum) yang merantau ke Jakarta untuk kuliah. Namun, kondisi ekonominya yang terbilang kurang membuat Kartini terpaksa tinggal di sebuah kos misterius dengan harga yang murah.
Selama tinggal di kos tersebut, Kartini sering mendapat teror dari sosok tak kasat mata atau hantu. Sayangnya, Kartini belum menyadari bahwa nyawanya terancam karena akan dijadikan tumbal.
Akankah Kartini berhasil menyelamatkan dirinya dari hantu-hantu tersebut?
Sementara itu, Callista Arum sebagai pemeran Kartini mengungkapkan alasan dirinya tertarik untuk terlibat di film “Perjanjian Setan”. Menurutnya, film tersebut memiliki cerita yang cukup akrab di sekitar masyarakat dan membuatnya bersemangat untuk terlibat di proyek “Perjanjian Setan”.
“Selama ini kita selalu dengar cerita-cerita horor yang terjadi di kost-kostan dan cerita-cerita itu selalu serem-serem banget,” kata Callista.
Dia menambahkan, “Begitu tahu ‘Perjanjian Setan’ ini soal hantu di kost, aku langsung tertarik karena memang relate“.
Hal senada juga diungkapkan Kenny Austin sebagai pemeran karakter Ivan dalam film “Perjanjian Setan”. Menurutnya, film tersebut merupakan film horor yang menghibur dan dapat dinikmati semua kalangan.
“Ceritanya ringan melibatkan anak muda, jadi gampang dinikmati ditambah dengan situasinya yang relate dengan banyak orang, terutama mereka yang sedang ngekost atau pernah ngekost,” tutup Kenny.
