RBN, Cilegon – Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Cilegon terus mendorong pemanfaatan limbah secara produktif dan berkelanjutan.
Salah satu wujud nyatanya adalah pelaksanaan program “Pemanfaatan FABA sebagai Pupuk dan Paving Block untuk Wisata Petik Melon di Bawah Jaringan SUTT 150 kV”, yang kini berhasil menghasilkan panen buah melon berkualitas tinggi sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.
Program ini dilaksanakan di lahan pertanian milik Kelompok Tani Green Sulur, berlokasi di Jl. Pabean RT.010/RW.004, Kelurahan Pabean, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Banten. Melalui inisiatif ini, area di bawah jaringan transmisi yang sebelumnya tidak termanfaatkan berhasil diubah menjadi kebun melon produktif sekaligus destinasi wisata edukatif petik melon yang ramah lingkungan.
Limbah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), hasil sisa pembakaran batu bara, diolah menjadi pupuk organik untuk budidaya melon. Sementara sebagian lainnya dimanfaatkan menjadi paving block yang digunakan untuk membangun jalur akses dan area pedestrian di sekitar lahan pertanian.
Inovasi ini menciptakan lingkungan wisata yang lebih tertata, bersih, dan aman bagi pengunjung, sekaligus mengurangi penggunaan material konvensional yang kurang ramah lingkungan.
Eka Annise Ambarani, Manager UPT Cilegon, menjelaskan bahwa program ini lahir dari kepedulian terhadap lingkungan serta komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami ingin agar keberadaan infrastruktur transmisi PLN tidak hanya dilihat sebagai aset kelistrikan, tetapi juga sebagai ruang yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif. Dengan pengelolaan yang tepat, limbah FABA mampu menjadi solusi bagi pertanian, lingkungan, dan ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Eka.
Sementara itu, General Manager UIT Jawa Bagian Barat, Himmel Sihombing, mengapresiasi langkah UPT Cilegon dalam menjalankan program TJSL yang inovatif dan berkelanjutan.
“Inisiatif ini membuktikan bahwa pengelolaan limbah FABA bisa berjalan beriringan dengan pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan lingkungan hijau sekaligus meningkatkan pendapatan mereka. Inovasi pengembangan pertanian ini juga mampu meningkatkan kualitas hasil pertanian. Kami mendukung penuh agar program seperti ini terus dikembangkan dan direplikasi di wilayah lain sebagai bentuk kontribusi PLN terhadap pembangunan berkelanjutan,” kata Himmel.
Hasil budidaya melon menunjukkan kualitas unggul dengan tingkat kemanisan (brix) tinggi, ukuran buah besar, serta daya tahan simpan yang baik. Selain dipasarkan, buah melon ini juga menjadi bagian dari atraksi wisata petik melon yang terbuka untuk masyarakat umum, sekolah, hingga komunitas edukasi.Ketua Kelompok Tani Green Sulur, Mulyadi, mengungkapkan bahwa program ini membawa dampak besar bagi kelompoknya.
“Dulu kami bingung bagaimana memanfaatkan lahan ini. Sekarang kami bisa menanam, memanen, bahkan menerima kunjungan masyarakat. Ini menjadi peluang ekonomi baru bagi kami,” ujarnya.
Program TJSL ini menjadi bentuk nyata komitmen UPT Cilegon dan UIT Jawa Bagian Barat (UIT JBB) dalam mendukung transisi menuju ekonomi sirkular dan pertanian berkelanjutan. Ke depan, PLN akan terus mengembangkan upaya serupa di wilayah lain yang memiliki potensi pemanfaatan lahan dan limbah industri untuk kegiatan produktif masyarakat.